Pengalaman Pertama Mengajar di SLB

Subhanallah..
Hari Selasa 18 Januari 2011 luar biasa..
luar biasa groginya heu..
pertama kalinya ngajar d SLB
dalam rangka ujian praktek
mata kuliah seni dalam pendidikan kebutuhan khusus
kebetulan saya memilih mengajar di kelas 1 SD
padahal ngajar anak2 udah pernah
tapi tetep za grogi hehe...
kenapa yah??
mungkin lingkungan dan sasarannya baru kali yah
jadinya grogi

heu lupakan masalah grogi

yang pasti hari itu hari yang amazing ^_^
saya diprtmukan dengan 4 siswa yang unik..
yah mereka semua memang unik..

ketika pertama masuk ke kelas itu..
pandanganku tertuju pada salah satu siswa
dia bernama Nadila rahmawati
meskipun dia memiliki keterbatasan dalam penglihatannya
tetapi dia sangat ceria, sangat menggembirakan
dia juga seorang anak yang sangat cantik ^_^
ketika disuruh menyebutkan namanya
dia menjawab
"Nama Saya Nadila Rahmawati pujaan hati dan baik hati"
saya tidak menyangka Nadila akan menyebut namanya seperti itu hehe
memang engkau itu sepertinya pujian hati semua orang
dan baik hati kepada semua orang
Nadila memang lucu dan menggemaskan
pengen nyubit ^_^

Siswa yang kedua yaitu Dewi..
Dewi ini anaknya agak pendiam
harus ditanya dulu baru mau berbicara
tetapi diantara teman-temannya yang lain
dewi ini terbilang anak yang cerdas di kelasnya
dia sudah bisa membaca dan menulis braille
sedangkan teman-teman yang lainnya baru bisa menulisnya saja

Siswa yang ketiga yaitu Nicolas Rizki..
panggilannya Nico...
nico ini anak yang paling antusias ketika saya mengajar
anaknya pemberani..
ketika ditanya siapa yg bisa menjawab..
dia angkat tangan duluan ^_^

Siswa yang terakhir yaitu Arifin..
panggilannya Ari
Arifin ini meskipun rasa antusiasnya hanya sedikit
tapi dia masih mau mengikuti pelajaran dengan baik

Terimakasih telah membantu ibu praktek mengajar
anak-anak ku sayang
kalian memang spesial ^_^

Hasil Inovasi Kurikulum

Perubahan- perubahan dan pergantian- pergantian kurikulum sejak tahun 60-an hingga tahun 2007 yang lalu merupakan hasil berpikir dan merupakan produktivitas bagaimana inovasi dalam penyesuaian kurikulum yang selalu dituntut oleh masyarakat dapat dilakukan. Dan inovasi ini terjadi salah satunya adalah karena hasil evaluasi kurikulum.
Berikut adalah beberapa hasil inovasi kurikulum:

A.      KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Dalam Standar Nasonal Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut.
1.        Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional  pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2.        Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
1.        KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
2.        Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama yang bertanggungjawab di bidang pendidikan.
KTSP pada dasarnya adalah KBK yang dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL), SK dan KD yang terdapat dalam SI yang merupakan penyempurnaan dari SK dan KD yang terdapat pada kurikulum berbasis kompetensi (uji coba Kurikulum 2004)
Adapun tujuan dari KTSP ini adalah:
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Sedangkan secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1.        Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemnadirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2.        Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam mengembangankan kurikulum melalui pengembalian keputusan bersama.
3.        Meningkatkan kompetesi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan dicapai.

B.       KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar di kelas.
Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester. Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua.
KBK berorientasi bahwa siswa bukan hanya memahami materi pelajaran untuk mengembangkan kemampuan intelektual saja, melainkan bagaimana pengetahuan itu dipahaminya dapat mewarnai perilaku yang ditampilkan dalam kehidupan nyata.
Gordon (l988) menyarankan beberapa aspek yang harus terkandung dalam kompetensi sebagai berikut:
1.    Pengetahuan (knowledge), yaitu pengetahuan untuk melakukan proses berfikir.
2.    Pemahaman (understanding). Yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki individu.
3.    Keterampilan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas yang dibebankan.
4.    Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini sehingga akan mewarnai dalam segala tindakannya.
5.    Sikap (attitude), yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsang yang datang dari luar, perasaan senang atau tidak senang terhadap sesuatu masalah
6.    Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan untuk mempelajari materi pelajaran.
Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara lebih rinci dibandingkan dengan pernyataan di atas, yaitu:
1.    Menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun klasikal, artinya isi KBK intinya sejumlah kompetensi yang harus dicapai siswa, dan kompetensi inilah sebagai standar minimal atau kemampuan dasar.
2.    Beroreantasi pada hasil belajar dan keberagaman, artinya keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan acuan kompetensi yang diharapkan. Proses pencapaian tentu saja bergantung pada kemampuan dan kecepatan yang berbeda setiap siswa.
3.    Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi sesuai dengan keberagaman siswa
4.    Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lain yang memenuhi unsure edukatif, artinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Guru berperan sebagai fasilitator untuk mempermudah siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar.
5.    Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. KBK menempatkan hasil dan prosesbelajar sebagai dua sisi yang sama pentingnya.
Setelah memahami karakteristik KBK, maka sebenarnya apa yang ingin dicapai oleh kurikulum berbasis kompetensi adalah mengembangkan peserta didik untuk menghadapi perannya di masa mendatang dengan cara mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill). Life skill merupakan kecakapan yang harus dimiliki seseorang untuk terbiasa berani menghadapi problem kehidupan secara wajar kemudian secara kreatif mencari solusi untuk mengatasinya.

C.      KURIKULUM BERBASIS MASYARAKAT
Kurikulum berbasis masyarakat yang bahan dan objek kajiannya kebijakan dan ketetapan yang dilakukan di daerah, disesuaikan dengan kondisi lingkungan alam, sosial, ekonomi, budaya dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dipelajari oleh siswa di daerah tersebut. Bagi siswa berguna untuk memberikan kemungkinan dan kebiasaan untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal.
Kemungkinan lain mencegah dari keterasingan lingkungan, terbiasa dengan budaya dan adat istiadat setempat dan berusaha mencintai lingkungan hidup, sehingga sebutan kurikulum ini disebut kurikulum berbasis wilayah.
Tujuan kurikulum tersebut adalah:
a.    Memperkenalkan siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan budaya termasuk kerajinan, keterampilan yang nilai ekonominya tinggi di daerah tersebut.
b.    Membekali siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup mereka di masyarakat, seandainya mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
c.    Membekali siswa agar bisa hidup mandiri, serta dapat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kurikulum berbasis masyarakat memiliki beberapa keunggulan/kelebihan antara lain: Pertama, kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat. Kedua, kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan finansial, profesional maupun manajerial. Ketiga, disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya. Keempat, ada motivasi kepada sekolah khusus kepala sekolah dan guru kelas untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Ada baiknya studi NIER (l999: 21-22) menjelaskan yang menjadi fokus dan perhatian utama masyarakat dalam kebijakan pendidikan yang ditempuh dalam suatu negara, yaitu:
a.    Fokus sektor pembangunan keterpaduan sosial dan identitas nasional dalam percaturan global haanya untuk mempertahankan cultural heritage
b.    Fakus pada pembinaan budaya, etnis, dan nilai-nilai moral
c.    Fokus pada pengembangan ekonomi masa depan, dan persaingan global/internasional
d.   Fokus pada persamaan kesempatan dalam bidang gender, disabilites, income
e.    Fokus pada upaya untuk meningkatkan pencapaian siswa.
Sedangkan organisasi kurikulum, (NIER, l999) melaporkan bahwa secara umum ada tiga pendekatan kurikulum nasional yang ditempuh:
a.    Pendekatan yang bercirikan isi atau topik (content or topic based curriculum), yaitu sajian kurikulum yang berupa sebaran materi/topik sesuai dengan mata pelajaran.
b.    Pendekatan yang bercirikan pendekatan kompetensi (outcome based curriculum), yaitu sajian kurikulum berdasarkan outcome dan kompetensi yang sepatutnya dicapai oleh para peserta didik.
c.    Paduan antara content/topic based dan outcome based. Dalam perspektif nasional, pengembangan kurikulum nasional ada kecenderungan saat ini adanya pergeseran dari kuriklum yang memiliki ciri “contend or topic based” ke kurikulum yang bercirikan “outcome or competence based”, seperti direfleksikan pada Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Model pengajaran yang berpusat pada masyarakat adalah suatu bentuk kurikulum yang memadukan antara sekolah dan masyarakat dengan cara membawa sekolah ke dalam masyarakat atau membawa masyarakat ke dalam sekolah guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Hamalik (2005) merinci karakteristik kurikulum berbasis pada masyarakat meliputi:
1.    Karakteristik pembelajaran pada kurikulum berbasis masyarakat:
a)        Pembelajaran beroreantasi pada masyarakat, di masyarakat dengan kegiatan belajar bersumber pada buku teks
b)        Disiplin kelas berdasarkan tanggungjawab bersama bukan berdasarkan paksaan atau kebebasan
c)        Metode mengajar terutama dititikberatkan pada pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan perorangan dan kebutuhan sosial atau kelompok
d)       Bentuk hubungan atau kerjasama sekolah dan masyarakat adalah mempelajari sumber-sumber masyarakat, menggunakan sumber-sumber tersebut, dan memperbaiki masyarakat tersebut
e)        Strategi pembelajaran meliputi karyawisata, manusia (nara sumber), survai masyarakat, berkemah, kerja lapangan, pengabdian masyarakat, kuliah kerja nyata, proyek perbaikan masyarakat dan sekolah pusat masyarakat.
2.    Karakteristik materi pembelajaran
Agar penjabaran dan penyesuaian dengan tuntutan kewilayahan tidak meluas dan melebar, maka perlu diperhatikan kriteria untuk menyeleksi materi yang perlu diajarkan, kriteria tersebut antara lain:
a)        Validitas, telah teruji kebenaran dan kesahihannya
b)        Tingkat kepentingan yang benar-benar diperlukan oleh siswa
c)        Kebermanfaatan, secara akademik dan non akademik sebagai pengembangan kecakapan hidup (life skill) dan mandiri
d)       Layak dipelajari, tingkat kesulitan dan kelayakan bahan ajar dan tuntutan kondisi masyarakat sekitar
e)        Menarik minat, dapat memotivasi siswa untuk mempelajari lebih lanjut dengan menumbuh kembangkan rasa ingin tahu Alokasi waktu, penentuan alokasi waktu terkait dengan keleluasan dan kedalaman materi
f)         Sarana dan sumber belajar, dalam arti media atau alat peraga yang berfungsi mermberikan kemudahan terjadinya proses pembelajaran.
3.    Kegiatan siswa dan guru
Kegiatan siswa, mestinya mempertimbangkan pemberian peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru. Juga materi pembelajaran dipilih haruslah yang dapat memberikan pembekalan kemampuan/kecakapan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai kecakapan hidup atau dapat hidup mandiri dengan menggunakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah dipelajari.
Guru dalam kurikulum berbasis pada masyarakat berperan sebagai fasilitator, sumber belajar, pembina, konsultan, sebahai mitra kerja yang memfasilitasi siswa dalam pemebelajaran. Sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, dan keterampilan yang kuat untuk digunakan dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar, serta mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam gunia kerja atau pendidikan lebih lanjut

4.    Penilaian dalam kurikulum berbasis pada masyarakat
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menaksirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian ini dilakukan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu disebut penilaian berbasis kelas (PBK). PBK ini dilakukan dengan mengunpulkan kerja siswa (fortofolio), hasil karya (penugasan), kinerja (performance), dan tes tertlis. Guru menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan tingkat pencapaian prestasi siswa selama dan setelah kegiatan belajar mengajar.

D.      KURIKULUM BERBASIS KETERPADUAN
Pendekatan keterpaduan merupakan suatu sistem totalitas yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi baik antar komponen dengan komponen maupun antar komponen-komponen dengan keseluruhan, dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, pendekatan sistem menitikberatkan pada keseluruhan, lalu bagian-bagian dan unsur-unsur dan interaksi antara bagian-bagian dengan keseluruhan. Konsep keterpaduan pada hakekatnya menunjuk pada keseluruhan, kesatuan, kebulatan, kelengkapan, kompleks, yang ditandai oleh interaksi dan interpendensi antara komponen-komponennya (Alisyahbana, l974:17).
Ini berarti organisasi kurikulum secara terpadu, suatu bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan (integrated curriculum). Kurikulum terpadu menyediakan kesempatan dan kemungkinan belajar bagi para siswa. Kesempatan belajar tersebut dirancang dan dilaksanakan secara menyeluruh dengan mempertimbangkan hal-hal yang berpengaruh,oleh karena itu diperlukan pengaturan, kontrol, bimbingan agar proses belajar terarah ketercapaian tujuan-tujuan kemampuan yang diharapkan. Kurikulum dirancang berdasarkan sistem keterpaduan yang mempertimbangkan komponen-komponen masukan, proses dan produk secara seimbang dan setaraf.
Pada komponen masukan, kurikulum dititikberatkan pada mata mata pelajaran logis dan sistematis agar siswa menguasai struktur pengetahuan tertentu. Pada komponen proses, kurikulum dititikberatkan pada pembentukan konsep berfikir dan cara belajar yang diarahkan kepada pengembangan peta kognitif. Pada komponen produk, kurikulum dititikberatkan pada pembentukan tingkah laku spesifik. Ketiga komponen tersebut berinteraksi dalam kurikulum secara terpadu, sehingga tujuan kurikulum terpadu untuk mengembangkan kemampuan yang meruapakan gejala tingkah laku berkat pengalaman belajar.
Tingkah laku yang diterapkan adalah integrasi atau behavior is the better integrated, terjadi dikarenakan pengalaman-pengalaman dalam situasi tertentu, bukan karena kecenderungan alami atau kematangan kondisi temporer, sehingga perubahan tingkah laku bersifat permanen dan bertalian dengan situasi tertentu (Hilgard & Bower, l977:17).
Untuk mencapai perubahan-perubahan perilaku, sistem keterpaduan dikembangkan berdasarkan prisip-prinsip sebagai berikut: suasana lapangan (field setting) yang memungkinkan siswa menampilkan kemampuannya di dalam kelas, pengembangan diri sendiri (self development), pengembangan potensi yang dimiliki masing-masing individu (self actualization), proses belajar secara kelompok (social learning), pengulangan dan penguatan (reinforcement), pemecahan masalah-masalah (heuristik learning), dan sikap percaya diri sendiri (self confidence).
Kurikulum Berbasis Keterpaduan meliputi berbagai komponen yang saling berkaitan yaitu sub sistem masukan yakni siswa, sub sistem proses yakni metode, materi dan masyarakat, sub sistem produk yakni lulusan yang dikaitkan komponen evaluasi dan umpan balik. Masing-masing komponen saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi satu sama lain dalam rangka untuk mencapai tujuan.
 Komponen lulusan adalah produk sistem kurikulum yang memenuhi harapan kuantitas yakni jumlah lulusan sesuai dengan kebutuhan dan harapan kualitas yakni mutu lulusan ditinjau dari segi tujuan instrinsik dan tujuan ekstrinsik. Tujuan instrinsik beroreantasi bahwa lulusan diharapkan menjadi insan-insan terdidik, berbudaya dan berahlakulkarimah. Tujuan ekstrinsik, beroreantasi bahwa lulusan sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan khususnya kompeten di bidang pekerjaannya.
Komponen metode terdiri dari program pembelajaran, metode penyajian, bahan dan media pendidikan. Sedangkan komponen materi terdiri dari fasilitas, sarana dan prasarana, perlengkapan, dan biaya. Komponen ini disediakan dalam jumlah dan kualitas yang memadai dan berfungsi sebagai unsur penunjang proses pendidikan. Khusus media pendidikan bagaimana media tersebut menggunakan lingkungan sekolah tempat belajar dan selalu memudahkan dan menyederhanakan materi sehingga menyenangkan situasi belajar siswa.
Komponen evaluasi untuk menilai keberhasilan proses kurikulum dan
ketercapaian tujuan kurikulum. Evaluasi dilaksanakan dalam bentuk evaluasi formatif dan evaluasi summatif. Hasil evaluasi memberikan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat produktivitas kurikulum dan derajat performansi yang dicapai oleh siswa.
Komponen balikan berguna untuk memberikan informasi dalam rangka umpan balik demi perbaikan sistem kurikulum. Sumber informasi diperoleh dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan sekolah dan lembaga tempat para lulusan bekerja.
Komponen masyarakat merupakan masukan eksternal dalam bidang sosial dan budaya, yang berfungsi sebagai faktor penunjang dan turut mewarnai pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan.

Mungkinkah Iman Saya yang Rombeng??

Mungkinkah "Karena saat ikatan melemah, saat keakraban kita merapuh, saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan, saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru melukai. Aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita. Hanya iman-iman kita yang sedang sakit (Dalam Dekapan Ukhuwah_Salim A. Fillah) Karena Iman berbanding lurus dengan Persaudaraan"

Astaghfirullah...
terasa sekali oleh saya rumah yang hijau itu kini serasa membuatku merasa tidak nyaman berada disana, bukan karena mereka yang didalamnya tapi karena saya sendiri lah yang membuat rumah yang hijau itu menjadi tak nyaman lagi untuk disinggahi,

Ya rabb..
aku menyadari iman ku yang rombeng..
yang membuat rumah itu tak nyaman lagi
Ya Rabb..
ampuni aku yang melalaikan amanah itu..
yang membuat kebersamaan itu serasa menyakitkan
aku tahu iman ku yang rombeng
ketika kebaikan terasa menyakitkan
yah bukan karena uhukuwah yang rombeng
tapi mungkin imanku yang rombeng..

Ampuni aku ya rabb..
aku ingin kembali kerumah hijau itu
merajut kembali ukhuwah itu
bersama mereka
uhibbukum filah sahabat Hijauku

Hymne PLB

Anak luar biasa
Di balik tangan kedua orangtua
Memandang cahaya surga
Kemilau permata dunia
Anak luar biasa
Cermin dari kesabaran kita
Mendidik dia, membimbing dia
Sebagai manusia punya cita-cita
Anak luar biasa
Berbakti pada nusa dan bangsa
Bukti rasa cinta kami
Membangun negeri yang permai
Berkibarlah wahai bendera Pendidikan Luar Biasa
Bersama pegangan tanganmu
Bersatu membangun generasi baru

Salim dan Cededut ^_^


Salim Belajar Shalat



Senangnya melihat adik saya Maulana Salim semakin hari semakin pesat saja perkembangannya, meskipun tak setiap hari disampingnya tapi saya bisa merasakan perkembangannya yang begitu pesat, dan alhamdulillah diumurnya yang 3 tahun ini salim udah bisa belajar shalat. Ketika mama, dan te2h2nya shalat sikecil pun kadang ikutan shalat juga terkadang Salim sendiri yang berinisiatif untuk shalat, dan yang dulunya hanya bisa takbir, duduk dan,sujud saja sekarang salim udah  bisa ruku', banyak hal-hal yang dilakukan Salim yang membuat kami takjub dan subhanallah, adikku sayang udah bisa ini udah bisa itu, pernah suatu ketika pas waktu shalat maghrib hampir habis Salim tiba-tiba pergi ke WC, adik saya yang kedua bertanya "ade mau kemana?", Salim pun menjawab "mau wudhu, ade kan mau shalat", lalu saya pun pergi ke WC ingin melihat sebenarnya dia sedang apa, dan ketika saya lihat dia sedang membasuh telinganya. saya mengira dia sedang membersihkan telinganya saja dan bukan wudhu, dan sayapun bertanya "ade lagi apa?" salim pun menjawab "lagi wudhu", saya pun tersenyum wah adekku sayang pintar, dan pada saat itu ada hal yang lucu ketika saya menyuruh "ade itu cuci kakinya" salim menjawab "jangan atuh kakinya mah, nanti basah" ckckck heu dasar salim bodor selain itu juga ketika selesai shalat kan salim udah diajarin berdo'a yang lucunya itu cara berdoanya itu loh seperti orang yang sedang berbisik mungkin melihat kami ketika berdoa seperti itu. Dan skarang ini kalau setiap hari jum'at bapa selalu mengajak salim ke mesjid dan alhamdulillah Salim pun mau. Senangnya kalau Salim seperti ini terus. semoga ketika Salim udah besar pun tetap seperti ini yah sayang,, Aamiin

Teteh Sayang Salim ^_^

Pengorbanan Cinta Salman

Di sana, ada cita dan tujuan
Yang membuatmu menatap jauh ke depan
Di kala malam begitu pekat
Dan mata sebaiknya dipejam saja
Cintamu masih lincah melesat
Jauh melampaui ruang dan masa
Kelananya menjejakkan mimpi-mimpi
Lalu di sepertiga malam terakhir
Engkau terjaga, sadar dan memilih menyalakan lampu
Melanjutkan mimpi indah yang belum selesai
Dengan cita yang besar, tinggi dan bening
Dengan gairah untuk menerjemahkan cinta sebagai kerja
Dengan nurani, tempatmu berkaca tiap kali
Dan cinta yang selalu mendengarkan suara hati
Teruslah melanglang di jalan cinta para pejuang
Menebar kebajikan, menghentikan kebiadaban, menyeru pada iman
Walau duri merantaskan kai, walau kerikil mencacah telapak
Sampai engkau lelah, sampai engkau payah
Sampai keringat dan darah tumpah
Tetapi yakinlah, bidadarimu akan tetap tersenyum di jalan cinta para pejuang


-Pengorbanan Cinta Salman-

Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilihan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.

Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah. Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abu Darda’.

”Subhanallaah. . wal hamdulillaah. .”, girang Abu Darda’ mendengarnya. Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.

”Saya adalah Abu Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman seorangPersia. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya.”, fasih Abud Darda’ bicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni.

”Adalah kehormatan bagi kami”, ucap tuan rumah, ”Menerima Anda berdua, sahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang shahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada puteri kami.” Tuan rumah memberi isyarat ke arah hijab yang di belakangnya sang puteri menanti dengan segala debar hati.

”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abu Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.”

Jelas sudah. Keterusterangan yang mengejutkan, ironis, sekaligus indah. Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar daripada pelamarnya! Itu mengejutkan dan ironis. Tapi saya juga mengatakan indah karena satu alasan; reaksi Salman. Bayangkan sebuah perasaan, di mana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati. Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran; bahwa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya. Mari kita dengar ia bicara.

”Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!” ???

Cinta tak harus memiliki. Dan sejatinya kita memang tak pernah memiliki apapun dalam kehidupan ini. Salman mengajarkan kita untuk meraih kesadaran tinggi itu di tengah perasaan yang berkecamuk rumit; malu, kecewa, sedih, merasa salah memilih pengantar –untuk tidak mengatakan ’merasadikhianati’-, merasa berada di tempat yang keliru, di negeri yang salah, dan seterusnya. Ini tak mudah. Dan kita yang sering merasa memiliki orang yang kita cintai, mari belajar pada Salman. Tentang sebuah kesadaran yang kadang harus kita munculkan dalam situasi yang tak mudah.

Sergapan rasa memiliki terkadang sangat memabukkan.. Rasa memiliki seringkali membawa kelalaian. Kata orang Jawa, ”Milik nggendhong lali”. Maka menjadi seorang manusia yang hakikatnya hamba adalah belajar untuk menikmati sesuatu yang bukan milik kita, sekaligus mempertahankan kesadaran bahwa kita hanya dipinjami. Inilah sulitnya. Tak seperti seorang tukang parkir yang hanya dititipi, kita diberi bekal oleh Allah untuk mengayakan nilai guna karuniaNya. Maka rasa memiliki kadang menjadi sulit ditepis..

Sumber: Buku “Jalan Cinta Para Pejuang” Karya Salim A. Fillah

Bismillah..

Alhamdulillah sementara ini judul buat proposal metlit sudah terpikirkan..
ayo sekarang kerjakan isinya..
Ya Allah berikanlah kmudahan..
Bismillah...
SEMANGAT Fit Insya Allah Bisa..

Tersenyumlah_selalu. Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto saya
Seorang perempuan yang menyukai dunia anak-anak ^_^ karena mereka adalah malaikat2 kecil yang unik dan spesial

Followers

Tinggalkan Jejakmu

LINK BLOOFERS

Bloofers Chat

Copyright © 2012 Tersenyumlah SelaluTemplate by :Urangkurai.Powered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.